Sabtu, 12 November 2011

Hepatitis A menjangkit di sekolah tidak steril

          Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.
         Dan kini virus Hepatitis A  bisa manjangkit di sekolah-sekolah, yang contoh nya terjadi di SMK 2 Depok. Siswa SMK Negeri 2 Depok yang terpapar virus hepatitis A terus bertambah. Bila sebelumnya hanya 68 siswa sekolah kejuruan yang ada di Kecamatan Sawangan itu yang teridentifikasi positif terkena hepatitis A, kemarin jumlahnya bertambah menjadi 90 orang. Berarti terjadi penambahan 22 siswa yang positif mengidap penyakit yang menyerang hati tersebut. 
     
Dari 90 siswa yang menderita penyakit tersebut, lima orang di antaranya hingga kemarin masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit. Sedangkan 13 siswa dinyatakan sembuh, 73 siswa lainnya dalam masa pemulihan dengan menjalani rawat jalan. Hingga kemarin, puluhan siswa yang positif terserang virus hepatitis A itu belum diperbolehkan sekolah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Haridono mengatakan berdasarkan data terakhir korban penderita penyakit hepatitis A yang menyerang siswa SMK Negeri 2 Depok menjadi 90 orang. Dengan rincian, 89 siswa dan siswa serta satu orang guru. Dia juga mengatakan, penderita hepatitis A yang menyerang siswa SMK Negeri 2 Depok memang bertambah 22 orang. 

Itu terjadi lantaran 22 siswa menderita gejala penyakit yang sama dengan puluhan siswa lainnya yang dirawat terlebih dahulu. "Jumlah korban dan penyebaran virus hepatitis ini memang terus bertambah," terangnya kepada INDOPOS (JPNN Grup) Rabu (9/11). Dia juga menduga penyebab wabah hepatitis A yang menyerang satu sekolah di Kota Depok itu diduga dari makanan yang tidak steril.

Pencegahan terhadap Hepatitis A

Menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti; orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar